Kamis, 03 Juni 2010

Berani Hidup Harus Berani Dewasa

Menjadi anak-anak adalah fase kehidupan.Tapi menjadi dewasa adalah keberanian. Maka berani dewasa bukan urusan usia -meski usia punya kontribusi- tapi ini soal sikap, soal memilih kadar yang mana dari kebahagiaan yang bertingkat-tingkat.
Berani dewasa adalah pilihan hidup yang tidak sederhana. Ini bukan semata soal bertambahnya usia. Tapi berani dewasa adalah sebuah keputusan sikap, sudut pandang,pikiran dan tindakan yang benar-benar didasarkan kepada kesadaran penuh. Serta kuncinya pada kematangan, kekuatan pijakan, tujuan akhir yang seterang matahari dipuncak siang (tujuan ihidup yang npasti). Yang menjadi ruh dasar dan fundamental adalah 'iman'. Proses berani dewasa adalah situasi demi situasi yang terbangun dari rangkaian sikap demi sikap,dalam menghadapi hidup ini. Disertai ketulusan demi ketulusan yang terwujud dari rangkaian hikmah dan renungan jiwa kita.
Berani dewasa adalah berani memutuskan bahwa tujuan hidupnya adalah nun jauh di akhirat nanti. Segala yang ada di dunia ini hanya perantara, pengantar, dan bukan segala-galanya.
Bila kita cermati.....hari ini begitu banyak orang-orang tua yang sangat terlambat menjadi dewasa (mungkin kita juga...? silahkan menilai diri...:) ). Banyak anak-anak muda yang tidak pernah berani untuk menjadi dewasa segera dan menyeberang dari arus kerusakan yang menhanyutkan anak-anak seusia mereka. Banyak laki-laki pengecut yang maunya enak sendiri bermain perempuan tanpa pernah berani dewasa untuk mengambil tanggung jawab penikahan. Dan lain sebagainya.
Orang-orang yang tidak berani dewasa bila miskin ia angkuh, bila kaya ia membunuh, bila bodoh ia menipu, bila pintar ia membuat makar,begitu seterusnya.....
Berani dewasa adalah keputusan jiwa yang sangat tidak sederhana. Sebab ia seringkali berada dalam situasi lahiriyah yang sangat kontras. Kita kanak-kanak, misalnya tapi kita harus tumbuh dalam kemengertian yang maju. Kita miskin, misalnya, tapi kita harus menuntun hati dan menekan kehendak-kehendak kemewahan yang tidak sampai. Kita kaya raya, misalnya, tapi kita harus memerangi keangkuhan dan naluri semena-mena yang dipicu oleh kekayaan itu. Kita punya keterbatasan,misalnya, tapi kita harus berjuangdan menggerakkan segala upaya agar kita menjadi sesuatu. Kita pintar dan bergelar, misalnya, tapi kita harus arif dan terus meyakini bahwa diatas yang bisa masih ada yang lebih bisa. Begitulah kedewasaan mengairi takdir-takdir jalan hidup kita dengan kejelasan arah,kejernihan sudut pandang,tetapi dengan vitalitas yang menyala.
Berani hidup harus berani dewasa. Hidup ini memang tidak mudah,tetapi alangkah tidak mudahnya hidup tanpa keberanian menjadi dewasa. Bahwa fase demi fase adalah kepastian. setiap usia punya jenjangnya,situasinya, sulit dan mudahnya. Tapi keberanian menjadi dewasa adalah keniscayaan yang dengannya kita lalui segala fase itu, kita kejar cita-ciita akhir kita,d dipuncaak penghajrapan akann "ridha Allah SWT".........
Mari untuk menjadi dewasa dengan kembali menentukan tujuan akhir hidup kita.....
Cita-cita kita....dan kembali pada tujuam penciptaan kita sebagai manusia 'makhlukNya'......

disarikan dari kajian utama majalah Tarbawi edisi 101 tahun ke 6, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar