Sabtu, 04 Februari 2012

Memaknai Sakit

“ KAMU PASTI AKAN DIUJI DENGAN HARTAMU DAN DIRIMU. DAN PASTI KAMU AKAN MENDENGAR BANYAK HAL YANG SANGAT MENYAKITKAN HATI DARI ORANG2YG DIBERI KITAB SEBELUM KAMU….” QS ALI IMRAN AYAT 186

Sakit…adalah bagian dari musibah yang telah Allah ukur kadarnya tuk dihadiahkan pada hamba-hamba terpilih yang mampu menanggungnya
Sakit…sebagaimana tiap ujian, bukan menguji kemampuan sebab telah ditakar sesuai daya tahan. Ia menguji kemauan memberi makna

Maka dia yang mampu memberi makna terbaik bagi #sakit, kemuliaannya diangkat dan membuat malaikat yang selalu sehat itu tertakjub
Sakit…adalah jalan kenabian Ayyub yang menyejarah.Kesabarannya diabadikan jadi teladan semesta. Hari ini kita bercermin padanya

Sakit orang mulia bersebab kemuliaan ; Asy Syafi’I wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu, Malik lumpuh tangannya didzalimi penguasa
Nabipun sakit oleh racun paha kambing di Khaibar yg menyelusup segigit pertama melalui celah gigi yang patah di perang Uhud

Tetapi bahkan mereka yang penyebab sakitnya tak semenakjubkan para luhur itu, tetap punya peluang mulia dengan memaknainya
Sakit…itu dzikruLlah. Mereka yang menderitanya akan lebih sering menyebut asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya

Sakit…itu istighfar. Mereka yang sedang disapanya lebih mudah teringat dosa-dosa lama, mengakuinya dan bertaubat mohon ampun.
Sakit…itu tauhid. Mereka yang pasrah dicengkamnya pasti dituntun tuk ber-kalimat thayyibat, mengesakanNya dalam lisan dan rasa

Sakit…itu muhasabah. Dia yang Sakit punya lebih banyak waktu tuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali
Sakit…itu jihad. Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan tuk terus berikhtiar, berjuang bagi kesembuhannya.

Sakit…itu ilmu. Dalam menjalani pemeriksaan konsultasi ke dokter, dirawat dan berobat bertambahlah pengetahuan tentang tubuhnya.
Sakit…itu nasehat. Yang sakit ingatkan si sehat tuk jaga diri. Yang sehat hibur si penderita agar bersabar. Allah cinta keduanya.

Sakit…itu silaturrahim. Yang jarang datang disaat si bersangkutan sehat wal afiat, tiba-tiba menjenguk dengan senyum dan rindu mesra.
Sakit…itu perekat ukhuwah. Kawan lama nan tak bersua bertahun lamanya, tiba-tiba berjumpa diwaktu membezuk kolega lainnya.

Sakit…itu belajar. Berbaring setengah duduk memungkinkan tekun cerap ilmu tekun lewat buku, kalimat terucap maupun gambar gerak.
Sakit…itu membaca, menulis, berkarya. Habiburrahman El Shirazy (k’abik) goreskan Ayat-Ayat Cinta saat terbaring patah kakinya.

Sakit…itu dijamin cinta Allah dalam sabarnya; sabar tetap ibadat, sabar tak bermaksiat ,sabar tahan derita, sabar menunda capaian…
Sakit…itu gugur dosa. Barang haram terselip tubuh dilarutkan didunia, anggota badan nan mungkin berdosa dinyerikan dan dicuciNya.

Sakit…itu mustajab doanya. Sampai-sampai Imam As Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta dido’akan oleh mereka
Sakit…itu salah satu keadaan yang menyusahkan syaithan; diajak maksiat tak mampu-tak mau, dosa lalu malah disesali lalu diampuni.

Sakit …itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis ; satu perilaku keinsyafan yang disukai Nabi dan makhluq-makhluq langit.
Sakit meningkatkan kualitas ibadah ; ruku’-sujud lebih khusyu’, tasbih-istifhfar lebih sering, tahiyat-do’a jadi lebih lama

Sakit itu memperbaiki akhlaq; kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu’
Sakit membuat kita lebih serius mengingat dan mempersiapkan kematian. Dia yang merasa dekat maut menghargai waktunya dengan baik

Kamis, 05 Januari 2012

...Gersangkah rumah kita...

@kupinang 1.Kalau suatu saat ada cinta yg memudar di rumah kita, berhentilah sejenak. Renungkan, apa yang dulu menggerakkanmu untuk menikah?



@kupinang 2. Sebab dari sana semuanya bermula. Niat kita menikah sangat menentukan perkawinan seperti apa yang akan kita dapatkan.



@kupinanng3. Niat itu pula yg pengaruhi makna dari tiap peristiwa yg kita jalani, disamping sbg penentu nilai tiap prbuatan kita di akhirat kelak.



@kupinang4. Kalau setelah menikah, ketenangan dan kedamaian jiwa justru menjadi barang mahal yang teramat sulit untuk diraih,...



@kupinang5. ...maka tengoklah apa yg menggerakkanmu menikah. Allah Ta’ala brjanji bahwa Ia ciptakan kita brpasangan agar dg itu kita merasa tenteram.



@kupinang6. Ada ketenangan yang kita rasakan setelah menikah, seperti tenangnya ombak setelah bergejolak. Inilah yang disebut dengan sakinah.



@kupinang7. Dan sungguh, Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan pernah memungkiri janji-Nya. Kalau kemudian ada di antaramu yang setelah menikah,...



@kupinang8. ...justru merasakan hidup yang semakin hampa, maka niat dan proses menikah itulah yang perlu kita periksa.



@kupinang9. Maka hari ini, ketika engkau ingin menemukan ketenteraman dan kesejukan dalam perkawinan, ambillah waktu.



@kupinang10. Tanyakan kepada dirimu & jawablah dengan jujur. Bukan memberikan jawabannya kepada diriku, tetapi jawablah untuk dirimu sendiri.



@kupinang11. Rumah-tangga yang tak sanggup membuat hati dicekam oleh kerinduan untuk pulang di saat bepergian, apakah sebabnya?



@kupinang12. Istri yg tak lagi membuat kita betah berlama-lama di sampingnya, apa sebabnya? Rumah yang tak memberikan keteduhan jiwa, apa sebabnya?



@kupinang13. Alangkah banyak rumah-rumah megah yang dipenuhi airmata kesepian & perihnya kegelisahan. Betapa saya temukan itu di berbagai konsultasi.



@kupinang14. Anak-anak tak merasa dekat dengan orangtuanya, sebab sudah sejak lama orangtua mengubah fungsinya menjadi bendahara & penyandang dana.



@kupinang15. Bukan sahabat u/ mencurahkan isi hati saat mereka risau. Begitu pun para suami, sudah lama kehilangan rasa rindu yg menggetarkan jiwa.



@kupinang16. Mereka tak saling merasakan kdekatan. Bahkan saat brhubungan intim pun, tak ada perasaan intim yg membuat mereka semakin erat & hangat.



@kupinang17. Pertanda apa ini? Akan datangkah keadaan ini di rumah kita? Smg tidak. Tp apa yg sudah kita prsiapkan agar kgersangan itu tidak datang?



@kupinang18. Apakah yang sudah kita kerjakan agar rumah kita yang lapang tidak berubah menjadi tempat yang hanya menawarkan kehampaan.



@kupinang19. Ia melindungi kita dari hujan di luar, tetapi bukan hujan airmata di sudut-sudut kamar. Semua ada sebabnya.



@kupinang20. Ya… ya… ya…. Ada sebabnya. Bukan kurangnya yang menjadi pemicu, sebab banyak hal yang tak bisa dibeli oleh uang.



@kupinang21. Uang bisa membeli tempat tidur yang mewah, tapi bukan tidur yg lelap. Uang bisa membeli makanan yg lezat, tetapi bukan nikmatnya makan.



@kupinang22. Uang bisa membeli rumah yang lapang, tetapi bukan kelapangan hati para penghuninya. Uang bisa membeli hiburan, tetapi bukan kebahagiaan.



@kupinang23. Uang juga bisa membeli senyuman, tapi bukan ketulusan. Sangat berbeda senyum yang tulus & yang tidak, meski boleh jadi keduanya alami.



@kupinang24. Dan uang pun bisa membeli perhiasan yang gemerlap di dada istri, tetapi bukan kehangatan jiwanya saat memeluk suami.



@kupinang25. Jika uang tak sanggup memberikan itu semua kecuali yang permukaan saja, maka inilah saatnya kita menengok kembali pada jiwa.



@kupinang26. Belajar dari firman Allah Ta'ala di Al-Qur'an surat Ar-Ruum ayat 21, ada yang perlu kita periksa pada niat dan proses.



@kupinang27. Akan tetapi, apakah yg bisa kita lakukan kalau pernikahan sudah membuahkan keturunan, sementara niat awal sudah salah jalan?



@kupinang28. Selalu ada peluang berbenah. Sbgmn Allah Ta’ala membuka pintu taubat u/ menghapus dosa, terbuka pula jalan bagi kita untuk berbenah.



@kupinang29. Atas pernikahan yg penuh kehampaan karena salah niat, suami-istri bisa bertemu u/ saling meluruskan niat & membenahi orientasi.



@kupinang30. Saling mengakui kesalahan, saling memaklumi kekhilafan, dan kemudian mengokohkan tekad untuk membenahi arah, tujuan dan cita-cita.



@kupinang31. Inilah jalan untuk menyalakan api cinta yang hampir padam, atau bahkan mungkin tak pernah menyala di hati kita.



@kupinang32. Betapa banyak yang berusaha menyemai benih cinta dalam keluarga, tetapi yang terjadi hanyalah mengobarkan gejolak syahwat semata.



smoga kita dapat mencapai keluarga sakinah, rumah kita adalah rumah yang dirindukan, memberi kenyamanan, ketentraman dan tempat kembali yang mencerahkan...aamiin... baiti jannati...home sweet home

dari kultwit moh Fauzil adhim @kupinang, penulis buku "kupinang engkau dengan hamdaLlah"