Jumat, 24 Mei 2013

WANITA (sebuah renungan untuk motivasi)

Duhai.... Siapakah kau ini ??? Jika jadi anak, ia adalah bidadari kecil ayahbumda Permata yang siang malam dijaga keduanya Jika jadi pasangan, ia adalah kesenangan terindah Surga untuk pasangannya di dunia Jika jadi orang tua, waaaaah Surga itu telah berpindah di telapak kakinya Ia bawa kemana-mana Nabi pun membilangnya sebagai tiang Tatkala kehidupan adalah bangunan Ya, engkaulah tiang itu Engkaulah perempuan “perempuan adalah tiang negara Jika perempuan baik, baiklah negaranya Jika perempuan rusak, hancurlah negaranya” Engkaulah tiang dalam bangunan rumah tanggamu Engkaulah sandaran bagi dinding,pintu, atap dan jendela Nabi selalu benar memilih istilah kata Karena dirumahmu semua urusan kepadamu bertumpu Maka sebagai tiang kau harus kuat tak tergoyahkan Sebagai sandaran kokohmu adalah karang dilautan Tidak rentan diterjang angin dan badai “tapi aku tak sekuat itu...”katamu “aku tak berdaya menghadapi kebrutalan dunia ini” “zaman semakin menggerusku, bebannya melumatku hingga luluh” “aku begitu lemah,aku tertindas,aku teraniaya...”katamu pula Tunggu, wahai perempuan Kau lupa... Ada ALLAH dalam hidupmu Yang siap menanggung segala keluh Ada ALLAH dalam harimu, Sumber kekuatan yang penuh Ada ALLAH dalam hatimu Jika kau serahkan padaNYA segala sesuatu IA akan menjaganya hingga utuh Maka... Dalam tiap gerimis kesedihan Hanyutkan dirimu dalam dzikir panjang malammu Dalam tiap kerikil tajam di jalanan Benamkan wajahmu dalam sujud kepasrahan Dalam tiap duka yang menyapa Hanyutkan air matamu dalam sungai kasihNYA Dalam tiap nestapa Larutkan pahit air matamu dalam manis cintaNYA Dan dalam tiap kelabu langitmu Panggillah namaNYA ALLAH...ALLAH... Dan tunggulah... Hingga IA merubah mendungmu menjadi pelangi warna-warni yakinlah.....insyaAllah O:)

Sabtu, 04 Februari 2012

Memaknai Sakit

“ KAMU PASTI AKAN DIUJI DENGAN HARTAMU DAN DIRIMU. DAN PASTI KAMU AKAN MENDENGAR BANYAK HAL YANG SANGAT MENYAKITKAN HATI DARI ORANG2YG DIBERI KITAB SEBELUM KAMU….” QS ALI IMRAN AYAT 186

Sakit…adalah bagian dari musibah yang telah Allah ukur kadarnya tuk dihadiahkan pada hamba-hamba terpilih yang mampu menanggungnya
Sakit…sebagaimana tiap ujian, bukan menguji kemampuan sebab telah ditakar sesuai daya tahan. Ia menguji kemauan memberi makna

Maka dia yang mampu memberi makna terbaik bagi #sakit, kemuliaannya diangkat dan membuat malaikat yang selalu sehat itu tertakjub
Sakit…adalah jalan kenabian Ayyub yang menyejarah.Kesabarannya diabadikan jadi teladan semesta. Hari ini kita bercermin padanya

Sakit orang mulia bersebab kemuliaan ; Asy Syafi’I wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu, Malik lumpuh tangannya didzalimi penguasa
Nabipun sakit oleh racun paha kambing di Khaibar yg menyelusup segigit pertama melalui celah gigi yang patah di perang Uhud

Tetapi bahkan mereka yang penyebab sakitnya tak semenakjubkan para luhur itu, tetap punya peluang mulia dengan memaknainya
Sakit…itu dzikruLlah. Mereka yang menderitanya akan lebih sering menyebut asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya

Sakit…itu istighfar. Mereka yang sedang disapanya lebih mudah teringat dosa-dosa lama, mengakuinya dan bertaubat mohon ampun.
Sakit…itu tauhid. Mereka yang pasrah dicengkamnya pasti dituntun tuk ber-kalimat thayyibat, mengesakanNya dalam lisan dan rasa

Sakit…itu muhasabah. Dia yang Sakit punya lebih banyak waktu tuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali
Sakit…itu jihad. Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan tuk terus berikhtiar, berjuang bagi kesembuhannya.

Sakit…itu ilmu. Dalam menjalani pemeriksaan konsultasi ke dokter, dirawat dan berobat bertambahlah pengetahuan tentang tubuhnya.
Sakit…itu nasehat. Yang sakit ingatkan si sehat tuk jaga diri. Yang sehat hibur si penderita agar bersabar. Allah cinta keduanya.

Sakit…itu silaturrahim. Yang jarang datang disaat si bersangkutan sehat wal afiat, tiba-tiba menjenguk dengan senyum dan rindu mesra.
Sakit…itu perekat ukhuwah. Kawan lama nan tak bersua bertahun lamanya, tiba-tiba berjumpa diwaktu membezuk kolega lainnya.

Sakit…itu belajar. Berbaring setengah duduk memungkinkan tekun cerap ilmu tekun lewat buku, kalimat terucap maupun gambar gerak.
Sakit…itu membaca, menulis, berkarya. Habiburrahman El Shirazy (k’abik) goreskan Ayat-Ayat Cinta saat terbaring patah kakinya.

Sakit…itu dijamin cinta Allah dalam sabarnya; sabar tetap ibadat, sabar tak bermaksiat ,sabar tahan derita, sabar menunda capaian…
Sakit…itu gugur dosa. Barang haram terselip tubuh dilarutkan didunia, anggota badan nan mungkin berdosa dinyerikan dan dicuciNya.

Sakit…itu mustajab doanya. Sampai-sampai Imam As Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta dido’akan oleh mereka
Sakit…itu salah satu keadaan yang menyusahkan syaithan; diajak maksiat tak mampu-tak mau, dosa lalu malah disesali lalu diampuni.

Sakit …itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis ; satu perilaku keinsyafan yang disukai Nabi dan makhluq-makhluq langit.
Sakit meningkatkan kualitas ibadah ; ruku’-sujud lebih khusyu’, tasbih-istifhfar lebih sering, tahiyat-do’a jadi lebih lama

Sakit itu memperbaiki akhlaq; kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu’
Sakit membuat kita lebih serius mengingat dan mempersiapkan kematian. Dia yang merasa dekat maut menghargai waktunya dengan baik

Kamis, 05 Januari 2012

...Gersangkah rumah kita...

@kupinang 1.Kalau suatu saat ada cinta yg memudar di rumah kita, berhentilah sejenak. Renungkan, apa yang dulu menggerakkanmu untuk menikah?



@kupinang 2. Sebab dari sana semuanya bermula. Niat kita menikah sangat menentukan perkawinan seperti apa yang akan kita dapatkan.



@kupinanng3. Niat itu pula yg pengaruhi makna dari tiap peristiwa yg kita jalani, disamping sbg penentu nilai tiap prbuatan kita di akhirat kelak.



@kupinang4. Kalau setelah menikah, ketenangan dan kedamaian jiwa justru menjadi barang mahal yang teramat sulit untuk diraih,...



@kupinang5. ...maka tengoklah apa yg menggerakkanmu menikah. Allah Ta’ala brjanji bahwa Ia ciptakan kita brpasangan agar dg itu kita merasa tenteram.



@kupinang6. Ada ketenangan yang kita rasakan setelah menikah, seperti tenangnya ombak setelah bergejolak. Inilah yang disebut dengan sakinah.



@kupinang7. Dan sungguh, Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan pernah memungkiri janji-Nya. Kalau kemudian ada di antaramu yang setelah menikah,...



@kupinang8. ...justru merasakan hidup yang semakin hampa, maka niat dan proses menikah itulah yang perlu kita periksa.



@kupinang9. Maka hari ini, ketika engkau ingin menemukan ketenteraman dan kesejukan dalam perkawinan, ambillah waktu.



@kupinang10. Tanyakan kepada dirimu & jawablah dengan jujur. Bukan memberikan jawabannya kepada diriku, tetapi jawablah untuk dirimu sendiri.



@kupinang11. Rumah-tangga yang tak sanggup membuat hati dicekam oleh kerinduan untuk pulang di saat bepergian, apakah sebabnya?



@kupinang12. Istri yg tak lagi membuat kita betah berlama-lama di sampingnya, apa sebabnya? Rumah yang tak memberikan keteduhan jiwa, apa sebabnya?



@kupinang13. Alangkah banyak rumah-rumah megah yang dipenuhi airmata kesepian & perihnya kegelisahan. Betapa saya temukan itu di berbagai konsultasi.



@kupinang14. Anak-anak tak merasa dekat dengan orangtuanya, sebab sudah sejak lama orangtua mengubah fungsinya menjadi bendahara & penyandang dana.



@kupinang15. Bukan sahabat u/ mencurahkan isi hati saat mereka risau. Begitu pun para suami, sudah lama kehilangan rasa rindu yg menggetarkan jiwa.



@kupinang16. Mereka tak saling merasakan kdekatan. Bahkan saat brhubungan intim pun, tak ada perasaan intim yg membuat mereka semakin erat & hangat.



@kupinang17. Pertanda apa ini? Akan datangkah keadaan ini di rumah kita? Smg tidak. Tp apa yg sudah kita prsiapkan agar kgersangan itu tidak datang?



@kupinang18. Apakah yang sudah kita kerjakan agar rumah kita yang lapang tidak berubah menjadi tempat yang hanya menawarkan kehampaan.



@kupinang19. Ia melindungi kita dari hujan di luar, tetapi bukan hujan airmata di sudut-sudut kamar. Semua ada sebabnya.



@kupinang20. Ya… ya… ya…. Ada sebabnya. Bukan kurangnya yang menjadi pemicu, sebab banyak hal yang tak bisa dibeli oleh uang.



@kupinang21. Uang bisa membeli tempat tidur yang mewah, tapi bukan tidur yg lelap. Uang bisa membeli makanan yg lezat, tetapi bukan nikmatnya makan.



@kupinang22. Uang bisa membeli rumah yang lapang, tetapi bukan kelapangan hati para penghuninya. Uang bisa membeli hiburan, tetapi bukan kebahagiaan.



@kupinang23. Uang juga bisa membeli senyuman, tapi bukan ketulusan. Sangat berbeda senyum yang tulus & yang tidak, meski boleh jadi keduanya alami.



@kupinang24. Dan uang pun bisa membeli perhiasan yang gemerlap di dada istri, tetapi bukan kehangatan jiwanya saat memeluk suami.



@kupinang25. Jika uang tak sanggup memberikan itu semua kecuali yang permukaan saja, maka inilah saatnya kita menengok kembali pada jiwa.



@kupinang26. Belajar dari firman Allah Ta'ala di Al-Qur'an surat Ar-Ruum ayat 21, ada yang perlu kita periksa pada niat dan proses.



@kupinang27. Akan tetapi, apakah yg bisa kita lakukan kalau pernikahan sudah membuahkan keturunan, sementara niat awal sudah salah jalan?



@kupinang28. Selalu ada peluang berbenah. Sbgmn Allah Ta’ala membuka pintu taubat u/ menghapus dosa, terbuka pula jalan bagi kita untuk berbenah.



@kupinang29. Atas pernikahan yg penuh kehampaan karena salah niat, suami-istri bisa bertemu u/ saling meluruskan niat & membenahi orientasi.



@kupinang30. Saling mengakui kesalahan, saling memaklumi kekhilafan, dan kemudian mengokohkan tekad untuk membenahi arah, tujuan dan cita-cita.



@kupinang31. Inilah jalan untuk menyalakan api cinta yang hampir padam, atau bahkan mungkin tak pernah menyala di hati kita.



@kupinang32. Betapa banyak yang berusaha menyemai benih cinta dalam keluarga, tetapi yang terjadi hanyalah mengobarkan gejolak syahwat semata.



smoga kita dapat mencapai keluarga sakinah, rumah kita adalah rumah yang dirindukan, memberi kenyamanan, ketentraman dan tempat kembali yang mencerahkan...aamiin... baiti jannati...home sweet home

dari kultwit moh Fauzil adhim @kupinang, penulis buku "kupinang engkau dengan hamdaLlah"

Rabu, 18 Mei 2011

Kata Terurai Jadi Laku

Kulitnya hitam, wajahnya jelek, usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya ?

Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikaji dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, “ Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri.”

Tapi lelaki itu malah menjawab, “ aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi. “

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka kemudian dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luarbiasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, “ aku memutuskan untuk mencintainya, aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik. “

mmm….kenyamanan jiwa bisa membuat seorang pasangan lupa pada kekurangan fisik pasangannya… kebaikan-kebaikan yang terurai dalam laku…itulah cinta sejati, tak hanya sebatas pengucapan tapi juga pembuktian….

Begitula cinta ketika ia terurai jadi laku. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati…terkembang dalam kata…terurai dalam laku…

Kalau hanya berhenti dalam hati…itu cinta yang lemah dan tak berdaya

Kalau hanya berhenti dalam kata…itu cinta yang disertai kepalsuan dan tidak nyata

Kalau cinta sudah terurai jadi laku…itu cinta sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam laku…

Persis seperti iman…terpatri dalam hati, terucap dalam lisan dan dibuktikan dalam amal…

Silahkan dikaji lagi….dititik manakah cinta kita selama ini, sudahkan terurai dalam laku, atau hanya sampai dikata-kata…

Ternyata cinta yang kuat, hanya akan datang dari pribadi yang kuat, dan integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas.

Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai, yang harus menampak serta terwujud dalam laku setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini adalah member tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.

Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Cinta yang tidak terurai jadi laku adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita…

Smoga cinta kita telah terurai dalam laku kita, sehingga slalu memberikan kebajikan-kebajikan pada pasangan kita….dan dapat melanggengkan hubungan kita hingga di syurgaNya Allah swt…

dari catatan serial cinta Anis Matta

Selasa, 08 Maret 2011

Cinta Jiwa…butuh sentuhan fisik

“ Ya Allah, yang memperjalankan unta-unta, menurunkan kitab-kitab, memberi para pemohon, aku memohon pada-Mu agar Engkau mengembalikan suamiku yang telah pergi lama, agar dengan itu Engkau lepaskan resahku. Engkau gembirakan mataku. Ya Allah, tetapkanlah hukumMu diantara aku dan khalifah Abdul Malik bin Marwan yang telah memisahkan kami “
Do’a tersebut adalah do’a istrinya khalifah, yang dilantunkan setiap malam saat hatinya tengah dirundung hasrat dan rindu, saat cemas menanti karena suaminya telah lama pergi…meski sebenarnya untuk berjihad, tapi cinta tetaplah cinta. Walaupun untuk jihad, perpisahan selalu membakar jiwa dengan rindu.
Dan itulah salah satu tabiat yang membedakan cinta jiwa dari cinta misi; pertemuan jiwa dalam cinta jiwa hanya akan menjadi semacam penyakit jika tidak berujung dengan sentuhan fisik. Di sini rumus bahwa cinta tidak harus memiliki tidak berlaku.
Cinta jiwa bukan sekedar kecenderungan spiritual seperti yang ada dalam cinta misi. Cinta jiwa mengandung kadar syahwat yang besar. Dari situ akar tuntutan sentuhan fisik berasal. Atau disebut juga “passionate love”. Tanpa itu, cinta jiwa akan menjelma menjadi kerinduan yang membawa semua penyakit. Sebagiannya hanya akan berujung kegilaan. Seperti yang dialami Qais dan Laila.
Ini mengapa kita diperintahkan mengasihi para pecinta, supaya mereka terhindar dari cinta yang seharusnya menjadi energy lantas berubah jadi sumber penyakit. Maka sentuhan fisik dalam semua bentuknya adalah obat paling mujarab bagi rindu yang tek pernah selesai. Ini juga penjelasan mengapa hubungan badan antara suami istri merupakan ibadah besar, tradisi kenabian dan kegemaran orang shalih. Sebab, kata ibnu Qayyim dan Imam Ghazali, ia mewariskan kesehatan jiwa dan raga, mencerahkan pikiran, meremajakan perasaan, menghilangkan pikiran dan perasaan buruk, membuat kita lebih awet muda dan mempermudah hubungan cinta kasih. Makna sakinah dan mawaddah adalah ketenangan jiwa yang tercipta setelah gelora hasrat terpenuhi.
Cinta jiwa hanya dapat bersemi dalam perkawinan, atau dapat disebut juga cinta jiwa ini harus sampai di pelaminan. Karena tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Berdasarkan kisah istri khalifah… seorang istri shalehah saja, takkan kuat bila dirinya lama ditinggalkan oleh suaminya, meski untuk berjihad…apatah lagi bagi pecinta-pecinta yang tak sampai dipelaminan, maka energy cintanya akan menjadi sumber penyakit. Berdasarkan kisah Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan juga kisah di masa Umar bin khatab… berapa lama wanita bisa bertahan sabar untuk menunggu dan hasratnya tak terpenuhi…ternyata hanya enam bulan… Selain karena kerinduan dan hasrat, cinta jiwa akan menjadi lebih kuat atau menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, maka cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit…
Jadi…lupakan cinta jiwa bila takkan sampai dipelaminan, karena hanya akan menjadi penyakit. Cinta jiwa harus diakhiri, bila peluang menuju pelaminan tertutup. Karena hanya disana cinta yang ini abash untuk tumbuh bersemi, disinggasana pelaminan.
Dan mari kita perkuat cinta jiwa yang telah sampai di pelaminan, jadikan cinta itu semakin bermakna slalu hidup… sehingga memberi energy kebaikan bagi kita untuk dapat mempersiapkan generasi Rabbani…sesuai cita-cita awal kita membangun pernikahan… smoga..
Disarikan dari catatannya Anis Matta dalam majalah Tarbawi

Selasa, 15 Februari 2011

Empat tahun lalu

…hari ini Empat tahun yang lalu, dirimu hadir melengkapi kebahagiaan keluarga ini…

Menemani Ibu dan menjadikan posisi Ibu tidak lagi menjadi “yang paling cantik” di rumah ini. Kehadiranmu mewarnai kehidupan Ibu yang tengah tertatih-tatih berhadapan dengan tugas baru sebagai Kepala Puskesmas, dan juga beradaptasi di lingkungan yang baru…sebagai konsekuensi menjadi kepala puskesmas Cidahu, yang berarti tugas Ibu pindah dari Puskesmas Cicurug ke Puskesmas Cidahu, selain tempat kerja, rumah kitapun pindah…dan yang paling ‘mengesankan’ adalah dengan kepindahan ini…maka ibupun kehilangan khadimat yang telah lama menemani keluarga kita…

Bisa kamu bayangkan nak…betapa ‘berwarnanya ‘ hidup ibu saat itu… beradaptasi di tempat kerja baru, di lingkungan baru…dan mendapatkanmu…sebagai amanah utama ibu…mmm… tanpa punya asisten yang menetap….alhamduliLlah…repotnya saat itu… :)

Apalagi saat usiamu baru 2 minggu, ternyata Ayah sakit dan harus dirawat di RS…mmm…akhirnya untuk pertama kali kamu… ibu tinggal karena tak mungkin mbawamu ke RS… meski tidak bermalam….karena bagaimanapun dirimu masih tergantung pada Ibu…masih minum Asi… dan tak lama setelah itu…ibu kehilangan khadimat lagi… karena khadimat yang baru dan bersedia menginap harus pulang, terpaksa slama beberapa hari tak punya khadimat…karena masih cuti jadi tak bermasalah dengan pekerjaan di kantor…hanya mungkin energi ibu harus lebih banyak….he..he..

AlhamduliLlah…sahabat dan tetangga terbaik ibu…akhirnya merelakan khadimatnya untuk ibu, meski tak menginap…tak apalah…yang penting beberapa pekerjaaan rumah ada yang menggantikan, jadi ibu bisa konsentrasi kepadamu dan Aa alif yang masih berusia 3 tahun…

Saat ini…empat tahun berlalu, telah ibu dapatkan hikmah pembelajaran dari situasi tersebut… terutama pada ibu dan juga pada dirimu nak…

Meski kau anak bungsu dan satu-satunya perempuan, tapi kamu telah lebih dahulu mandiri… kamu tak manja oleh keadaaan… perkembanganmu dan kepintaranmu lebih cepat dibanding kaka dan aa, kamu dapat makan sendiri diusai 1 tahun dengan rapi dan bersih… kamu sudah dapat diajak bicara dan ngobrol nyambung di usia 2,5 tahun, sudah bisa bicara di telepon usia itu juga…. Dan saat ini, menjelang usia 4 tahun…kamu sudah bisa tidur sendiri dikamarmu sendiri…AlhamduliLlah…

Smoga kemandirian, kepintaran dan keshalehanmu….bisa menjadi bekal untukmu dalam menghadapi kehidupanmu nanti… karena dunia yang akan kamu hadapi tak sama dengan dunia yang Ibu hadapi kini, kehidupanmu pun masih panjang…smoga ibu dapat mendidikmu, membekalimu dengan semua bahan yang kamu butuhkan untuk hidupmu nanti….sebagai “Ibu” bagi anak-anakmu kelak… sebagai seorang muslimah sejati, sebagai “Istri” bagi suamimu kelak… dan yang terutama sebagai hamba Allah, yang senantiasa mengabdi padaNya… yang hanya berharap ridha dan barakahNya… tak ada yang lain… aamiin ya Rabbal alamin…

…selamat Milad anakku sayang Siti Nur Azizah Taufik… smoga slalu dalam lindungan dan bimbingan Allah swt… smoga dapat menjadi penyejuk mata dan hati Ayah dan Ibu, penyelamat kami di akhirat nanti… smoga menjadi muslim yang paling bermanfaat…sukses dunia akhirat… aamiin..

Senin, 20 Desember 2010

Happy Anniversari 13th...

Hari ini 13 tahun lalu...
Allah telah memilihkan dirimu untukku...
Untuk menjalani hidup bersama,
menggenapkan ibadah kita,
mempersiapkan generasi Rabbani...
Hari ini 13 tahun lalu...
Ijabmu memintaku dari orangtuaku...
dengan kabulnya, merestui kita tuk jalani hidup bersama

Hari ini...bila kutak sempurna dimatamu...
sebagai istri...kekasih...ibu dari anak-anakmu...
maka maafkanlah...
mari bimbing aku untuk menuju kesempurnaan itu
Menggapai ridhamu dan ridha Illahi...

smoga kita berjodoh hingga di JannahNya
dan bersama-sama bertemu denganNya
amiin...